postingan manteb
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
pembahasan tentang manthiq di ambil dari idhahul mubham maslah 'ilmu
BISMILLAH......
KESIMPULAN PEMAHAMAN KITAB IYDHAHUL MUBHAM
KESIMPULAN PEMAHAMAN KITAB IYDHAHUL MUBHAM
Oleh : muhammad thohir bin muhammad bakry L.C.
‘ilmu terbagi dua dua : i’lmu qadiim & ‘ilmu hadiist.
Apa itu ‘ilmu qadim?
‘ilmu qadim ialah : suatu ‘ilmu yg adanya ‘ilmu tersebut tidak dimulai dengan tiada, bahwa keberadaan nya bukan di dahului dengan ketiadaan, karena ‘ilmu qadim milik nya allah subhana wata’aal.
Apa itu ‘ilmu hadiist?
‘ilmu hadist ialah : suatu pemahaman yg di anugrahkan
kepada mahkluq dan keberadaanya di awali dengan tiada.
Pembahasan tentang ‘ilmu.
Apa itu ilmu?
‘ilmu ialah : mengetahui sesuatu yg sudah diketahui,
seperti kita mengetahui apa itu sendal.
Ilmu yg di bahas disini ialah ‘ilmu haadist, bukan ‘ilmu
qadiim.
‘ilmu terbagi dua : ada ‘ilmu tashawur ada ‘ilmu tashdiq.
Dan masing masing dari ‘ilmu tashawur dan tashdiq terbagi
menjadi dua,
Yaitu : ‘ilmu tashawur dharury
‘ilmu tshawur
nazhary
‘ilmu
tashdiq dharury
‘ilmu
tashdiq nazhary
Apa itu tashawur ?
Tashawur ialah mengidrak pengertian,
Apa itu mengidrak?
Mengidrak ialah : memperdapatkan atau memikir kan atau mendapatkan pengertian dengan cara berfikir,
Kalau kita memikirkan sesuatu dan yg kita fikirkan itu
mufrad, maksud nya yg kita fikirkan mufrad ialah kita memikirkan pengertian si
zaid, itu nama nya tashawur
Mengidrak zaid,
itu namanya memikirkan tentang pengertian zaid,
Tashawur ialah bahgian dari ‘ilmu.
Intinya tashawur ialah memikirkan / menggambarkan
pemahaman di dalam kepala kita tentang satu lafaz mufrad (mufrad disini maksud
nya yg lawanya murakab).
Seperti memikirkan bagai mana berdiri, kita fikirkan dan
kita fahami berdiri itu seperti apa dan bagaimana itu di namakan tashawur.
Tashdiq, apa itu tashdiq dan bagaimana pemahaman nya?
Tashdiq sama juga dengan tashawur, kesamaan nya di segi
sama sama mengidrak, perbedaan antara tashawur dan tashdiq, kalau tashawur
mengidrak pemahaman mufrad dari suatu lafaz, maka tasdhiq mengidrak pemahaman
murakab dari suatu lafaz.
Tasdiq ialah memahami/mengerti/mengidrak/mendapat
gambaran dikepala kita pada lafaz murakab.
Dan tasdiq ini gak akan pernah terjadi di kepala kita
kecuali dengan melalui 4 proses tashawur,
Maksud nya kita gak akan bisa memperoleh tashdiq kecuali
kita menjalankan proses tashawur terlebih dahulu,
Cara mendapatkan tashdiq menurut mushanif dan hukama’.
Yg pertama kita
harus mengidrak/mentashawurkan satu persatu dari lafaz,
Contoh kalimat : zaid
berdiri,
Kita tashawurkan dulu maudhu’ / mubtada’ / kalimat zaid. Bagaimana
cara melakukan tashawur pada kalimat zaid? Dengan cara mengidrak / memahami /
mengerti / kalimat zaid, apa pengertian yg kita dapat dari kalimat zaid? Atau apa
hasil dari tashawur pada kalimat zaid setelah kita tashawurkan? Maka hasil nya
ialah, zaid ialah seseorang manusian berjenis lelaki yg diberi nama zaid.
Masuk ke tahap
dua,
setelah kita mentashawurkan zaid / maudhu’ / mubtada’ ,
sekarang kita tashawurkan muhmul atau khabar / kalimat berdiri,
(sekilas info, didalam manthiq mubtada’ dinamakan maudhu’
dan khabar dinamakan muhmal)
Bagaimana cara mentashaurkan muhmal / khabar / kalimat
berdiri? Sama seperti kita mentshaurkan kalimat zaid / maudhu’ / mubtada, ketika
kita mentashawurkan kalimat berdiri maka kita dapat pemahaman bahwasnya nya
berdiri ialah terjadi di mahkluq hidup dan kepala di atas kaki di bawah,
Setelah kita mentashawurkan maudu’ dan mahmul dan mendapatkan
hasil nya, apa itu hasil nya?
Hasil dari mentshawur maudu’ : zaid ialah seseorang manusian
berjenis lelaki yg diberi nama zaid.
Hasil dari mentshawur mahmul : berdiri ialah terjadi di mahkluq hidup dan
kepala di atas kaki di bawah,
Dua pemahaman di atas ialah hasil dari pada mentashawurkan
tiap tiap per kalimat dari zaid dan berdiri,
Selesei sudah tashawur yg pertama dan kedua sekarang kita
memasuki tahap yg ketiga dari tashawur,
Tahap ke tiga mengidrak / memikirkan / mencari pemahaman nisbah/kesesuaian yg ada di antara maudhu’ dan mahmul, jika kita tidak bisa menemukan pemahaman/pengertian nisbah/kesesuaian antar kalimat zaid dan berdiri maka kita akan gagal mencapai tashdiq,
di ulang kembali mentshawurkan nisbah di antara maudhu’ dan
mahmul ialah memikirkan ataupun memahami hubungan / kesesuaian di antara
kalimat zaid dan berdiri, kira kira berdiri itu sesuai gak untuk zaid? Jika kita
menemukan hasil nya tidak, maka tashawur kita gagal!! Jika ia maka kita akan
melanjutkan proses ke tahap selanjut nya yaitu mentshaurkan wuqu’/terjadi
nisbah/kesesuaian/hubungan di antara maudhu’ dan mahmul,
pemahaman berdiri itu sesuai dengan zaid ataupun ada nisbah
di antara kalimat zai dan berdiri, contoh nisbah yg tashawur nya gagal seperti
mentashawurkan nisbah / kesesuaian yg terjadi pada kata kata zaid api, di kata
kata zaid api terjadi kegagalan
tashawur, karena antara zaid dan api tidak ada nisbah, tidak ada kesesuaian
berbeda dengan kata kata zaid berapi,
mudah2han dapat difahami klo gak faham tanya sama thr org
nya masih hidup, sama sama dikoreksi agar catatan ini jadi lebih baik.
tahap terakhir
atau yg ke empat yaitu mentasdhiq kan atau mentashawurkan wuqu’ nisbah baina
maudhu’ wa mahmul,
setelah 3 tahap di belakang sudah kitajalani sekarang
kita masuk ke tahap terakhir dengan mentashawurkan wuqu’ nisbah, bagaimana cara
mentashawurkan wuqu’ nisbah? Cara nya pemahaman maudhu’ yg sudah kita dapat
tadi dan pemahaman mahmul yg sudah kita dpat tadi kita gabungkan hasil nya maka
:
“ Hasil dari mentshawur maudu’ : zaid ialah seseorang
manusian berjenis lelaki yg diberi nama zaid.
Hasil dari mentshawur mahmul : berdiri ialah terjadi di mahkluq hidup dan
kepala di atas kaki di bawah
seseorang manusian berjenis
lelaki yg diberi nama zaid.
kepala di atas kaki di bawah
’’
inilah yg dinamakan tashdiq kita ambil pemahaman hasil
dari mentashawurkan mahmul lalu kita letakkan kepada pemahaman yg kita miliki
dari hasil mentashawurkan maudu’.
Contoh gagal dalam tashawur wuqu’ nisbah!
Seperti menggambarkan pemahaman mengalir ke atas
pemahaman dari kalimat zaid,
Ini gagal karena kalimat zaid mengalir, wuqu’ nisbah nya
gagal bagaimana mungkin bisa seorang manusia berkelamin lelaki mengalir?
Beda mengalir dengan hanyut, perlu di ingatkan seseorang
hanyut karena di bawa air, tapi mengalir bukan dibawa manusia, seorang manusia
membawa air tidak dinamakan dengan hanyut ataupun mengalir.
Ini semua berdasarkan pendapat mushanif dan hukma’
Kalau kata imam tashdiq adalah ke empat tshawur tersebut,
sedangkan hukama’ dan mushanif mengatakan tashawur yg pertama sampai yg ke 3
itu syarat untuk tashdiq yaitu mentashawur yg ke 4.
SELESAI
SEKIAN & TERIMAKASIH.
WASSALAM.
jika ada pertanyaan silahkan masuk ke groups :
https://www.facebook.com/groups/debat.nahwu.shorof
atau kesini : https://www.facebook.com/muhammadthahirII
atau kesini : https://www.facebook.com/K.H.MUHAMMAD.BAKRY.LC
atau kesini https://www.facebook.com/Pesantren.Darussalam.Pematang.Siantar.Sumut
SELESAI
SEKIAN & TERIMAKASIH.
WASSALAM.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
syarat tanaqudh beserta contoh nya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
permasalahan jinsi, fashal, 'am, khas, nau, kulli dzati, kulli 'aradhi. (pelajaran mantiq di dalam kitab idhahul mubham)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar